{ 0 komentar }

Tips Dalam Pergaulan

Tips Dalam Pergaulan

Dari judul kok sepertinya gak ada hubungannya dengan petualangan. Ya, mungkin itu yang anda pikirkan saat membaca artikel ini. Tapi entahlah, saya sendiri bingung kenapa kok milih judul blog Info-petualangan, padahal jam terbang petualangan jelas tidak sebanyak mereka diluar sana. Sebenarnya awalnya judul blog adalah cara-survive namun dengan pertimbangan keywordnya banyak saingan maka blog di hapus dan di ganti dengan yang ini. So ada 2 blog yang saya kelola, www.mjumani.blogspot.com dan yang ini www.info-petualang.blogspot.com . Nah sekarang kembali ke judul, kenapa kok Tips Dalam pergaulan yang ditulis, bukannya tidak berhubungan dengan judul blog info-petualang ?, jawabanya tidak lain karena aktifitas bertualang saya terbatas. Maka kali ini saya akan bahas sekedar info dan berbagi pengalaman bagaimana menghadapi pergaulan yang terkadang tidak cocok dengan kepribadian atau gaya kita.

Sedikit berbagi cerita, di masa SMA dimana kata orang masa SMA adalah masa transisi dari remaja menuju kedewasaan. Memiliki banyak teman yang sifat dan karakter berbeda satu dengan lainnya tidaklah mudah. Waktu itu gaya bergaul genk sudah terlihat, dari kesamaan hobi, kegemaran, atau kelakuan dari sekian kawan-kawan semasa SMA terbagi-bagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Ada yang tipe kelompok suka ngerumpi, suka berkelahi, suka belajar, suka sepak bola, dan banyak lagi. Saya sendiri adalah tipe orang yang biasa saja dan kebetulan suka sepak bola jadi lebih banyak bergaul di kelompok laki-laki yang suka olah raga sepak bola.

Sering bergaul dengan para bola mania tidaklah membatasi pergaulan saya dengan genk atau kelompok lain, di kelompok manapun kehadiran kita bisa diterima asalkan kita bisa membawa diri dan tetap tidak kehilangan jati diri atau prinsip hidup sendiri. Banyak keuntungan bergaul dengan banyak teman yangmemiliki karakteristik masing-masing. Sebagai contoh, bergaul dengan kutu buku kita dapat ilmu gratis dan pengetahuan dari buku-buku yang ia baca. Bergaul dengan brandalan, di jamin kita aman dari anak-anak nakal yang sering usil. Ikut genk ngerumpi kita tak ketinggalan informasi dan ikut kelompok football mania kita bisa ikut menyalurkan hobi. Tapi tentu tidak semulus itu, kadang tanpa kepribadian yang kuat dan cara bergaul yang benar justru kitalah yang akan dirugikan. Dalam pergaulan terutama genk rusuh yang suka berkelahi, akrab dengan merokok, minuman keras dan kadang obat-obatan atau taruhan. Saya sudah membuktikan, nongkrong dan bergaul dengan mereka. Ajakan merokok, minuman keras, dan hal-hal negatif lainnya yang datang dari mereka tidak sekali dua, namun sederhana saja ! tolak dengan halus namun logis dan yang terpenting jangan sampai menyinggung. Kehidupan sekarang tentu lebih keras dari beberapa tahun lalu, perangai anak muda jaman sekarang sepertinya lebih tempramen. Namun saya akan membagikan sedikit tips agar pergaulan anda tetap lancar dan tidak terjerumus ke hal-hal negatif sebab pergaulan apalagi komunitas baru bisa menjadi rimba buat anda. Inilah beberpa tips dalam bergaul agar anda bisa bertahan dirimba pergaulan yang sering saya terapkan :

  1. Pilah-pilihlah teman yang menurut anda tidak akan menjerumuskan. Karena banyak teman yang justru tujuannya adalah mengajak kita ke hal-hal negatif. Teman seperti ini lebih sulit di atasi jadi jika memungkinkan lebih baik jangan mempererat hubungan pertemanan
  2. Jika di dalam komunitas anda ada teman atau kelompok yang sering melakukan hal-hal negatif (merokok, minuman keras, obat-obatan) maka kurangi intensitas pertemuan. Tapi perlu di catat bahwa buat alasan se rasional mungkin, tidak menyinggung dan alasan yang masuk akal. Misalnya anda ada pekerjaan atau aktifitas lain
  3. Setiap di ajak melakukan aktifitas yang menurut anda tidak benar, tolaklah! Dengan bahasa yang sopan halus, dan kata-kata yang tidak menggurui. Bisa dengan sambil bergurau misal badan anda kurus dan anda di ajak minum-minuman keras maka bilang saja ” Wah sobat, bukannya nolak badan kurus gini apa gak lebih cocok di kasih minum susu! (gunakan bahasa yang seenak mungkin)
  4. Biasanya ajakan tidak datang hanya sekali, untuk menegaskan bahwa anda benar-benar konsisten dan tidak terkesan cuma malu-malu kucing, maka setiap ajakan tanggapi seperti sebelum-sebelumnya.
  5. Jangan marah ketika di beri kata-kata bernada mengejek, misalnya ”wah, gitu aja gak berani, dasar anak mami !” seperti biasa tanggapi dengan sopan dan bahasa yang tidak malah mengejek balik.
  6. Sesuaikan pergaulan anda dengan kondisi yang ada, jika berada di komunitas kutu buku maka jadilah anda dengan ciri khas kutu buku anda sendiri, begitupula saat berada di komunitas lainnya, yang terpenting jangan sampai kehilangan jati diri anda.
  7. Berikanlah alasan yang benar-benar bisa dimaklumi sekiranya anda ingin menghindari ajakan teman yang tidak mau anda ikuti. Sebab ada teman yang biasanya mengatas namakan persabahatan dalam membujuk misalnya ” kalau kamu gak ikut berarti kamu gak nganggap aku teman”, Nah jika anda tidak ingin kehilangan kawan anda (apalagi jika itu adalah teman lama dan cukup bersahabat baik). Tidak mungkin hanya dengan alasan ada PR atau di larang ortu atau ada janji dengan teman lain. Jadi gunakanlah alasan yang spesifik dan memang dipikirannya itu jauh lebih penting. Biasanya dengan satu atau dua kali beralasan seperti itu dia akan mengerti bahwa anda sebenarnya tidak mau menerima ajakannya dan dia tidak akan mengajak lagi.
  8. Jika cara nomor 7 diatas sudah di lakukan dan di tetap mengajak maka katakanlah dengan terus terang bahwa anda punya prinsif yang tidak sesuai dengan apa yang dia lakukan.

Tips diatas hanya secuil, masih banyak tips yag bisa diaplikasikan. Diri andalah yang sebenarnya lebih faham kondisi dan situasinya begitupula komunitas yang dihadapi, jadi tips yang lebih sesuai mungkin lebih pas jika datang dari inspirasi anda sendiri.

Readmore »»

{ 0 komentar }

Peka Tanda Alam

Peka Tanda Alam

Masih membicarakan tentang survival, di kesempatan kali ini saya mau berbagi kisah semasa kecil. Tinggal di pedesaan ternyata memberikan pengalaman yang unik yang sepertinya tidak di temukan bagi mereka yang tinggal di perkotaan. Kisah ini sebuah gambaran bagi saya sendiri mengenai survival.

Cerita ini bermula saat saya masih duduk di bangku SD, seperti yang telah di tulis dan dikisahkan pada tulisan sebelumnya, keseharian waktu di masa kecil saya di habiskan cukup banyak bermain di hutan rawa. Dan paling senang saat mulai kemarau, banyak aktifitas yang hanya asyik dilakukan saat musim hujan misalnya bermain ”hide and seek” atau petak umpet di sela-sela purun, bermain bola di lapangan yang hanya bisa ditemukan saat musim kemarau (lapangan dadakan), mencari sarang burung, Bekacal atau mengejar layang-layang putus.

Siang itu saya sehabis pulang sekolah berganti pakaian, makan dan pergi ke tempat kami biasa ngumpul. Biasanya ada beberapa teman saya yang bermain kelereng atau sekedar ngobrol-ngobrol. Dengan berjalan kaki kurang lebih 15 menit tibalah di tempat yang di maksud. Hari ini hanya ada satu dua teman yang ngumpul, dengan ngobrol sebentar akhirnya saya memutuskan pulang. Ditengah perjalanan tanpa sengaja ada sesuatu yang melayang di atas langit, di ombang-ambingkan oleh angin yang bertiup cukup kencang.

Tanpa sadar, kaki yang tadinya berjalan kini sudah berlari, berlari mengejar benda melayang yang tidak lain adalah layang-layang yang putus entah milik siapa. Tubuh serasa tak terkendali, semua halangan dilewati dengan mudahnya, parit-parit yang menganga tanpa ragu dapat dilewatid dengan mudah, ranting-ranting pohon yang rimbun tak dipedulikan, singkat kata keadaan saya seperti orang kesetanan.

Tak sadar sudah berapa lama dan berapa jauh saya masuk kedalam hutan. Karena memang saat itu yang namanya jam tangan belum akrab dalam kehidupan saya. Akhirnya saya berhenti, mencoba mengamati daerah sekitar dan sesekali menengok keatas mencoba mencari dimana layang-layang itu jatuh. Kaki sudah mulai terasa lelah, sudah coba tengok kiri dan tengok kanan, benar-benar tempat yang asing. Kini mendadak perasaan berubah, yang tadinya menggebu-gebu perlahan barganti dengan resah dan khawatir. Otak saya sudah mulai berfungsi, sadar betul bahwa tempat yang saya datangi ini hampir tidak pernah di datangi orang baik untuk mencari kayu bakar, mencari biawak, atau ular sawa.

Sebenarnya saya cukup yakin kalau saya baru memasuki hutan tidak lebih dari 3 kilometer. Namun karena sepanjang jakan hampir saya habiskan dengan menatap ke langit akhirnya saya mulai kebingungan mencari jalan pulang. Sebenarnya yang paling saya khawatirkan adalah kalau-kalau bertemu binatang buas, meski jarang namun tanda-tanda aktifitas babi hutan masih sering di temui. Masih dalam kebingungan saya tetap melangkah, mencoba-mengingat jalan saya datang, tetapi tetap tidak menemukannya. Beruntung saya termasuk anak yang hobi memanjat, didalam kebingungan saya menemukan sebatang pohon Galam yang cukup tinggi, dengan tanpa ragu pohon itu di panjat. Tepat ditengah, mata langsung mengamati sekeliling. Tapi tidak menemukan petunjuk karena tingginya pepohonan disekitar. Saya kumpulkan keberanian untuk memanjat lebih tinggi, hanya beberapa meter mendekati pucuknya. Akhirnya usaha saya memberikan sedikit caha terang, setelah mengamati sekeliling, ternyata di sebelah barat ada jalan raya yang melintas beberpa buah kendaraan bermotor.

Hilang sudah kecemasan yang tadi memuncak, pohon dituruni dengan perlahan dan dengan yakin kaki melangkah kearah barat menuju jalan raya yang tadi terlihat saat di atas pohon. Tepat ke arah matahari yang semakin condong.

Kejadian ini benar-benar menjadi pelajaran berharga buat saya, tak pernah membayangkan jika kejadian itu terjadi ditengah hutan belantara yang jaraknya bermil-mil dari jalan raya atau perkampungan. Entah apa yang akan saya lakukan tanpa bekal yang cukup menghadapi kondisi survival. Apa lagi saat kejadian itu jangankan menguasai teknik survival, membaca saja tidak pernah tentu nasib akan menjadi sebuah tanda tanya.

Di alam bebas kita bisa di celakai oleh apa saja, alam bisa lebih berbahaya dari hewan buas atau bahkan kita celaka karena kecerobohan kita sendiri. Lalu apa yang bisa kita ambil pelajaran dari cerita diatas ? ”Peka Tanda Alam adalah salah satunya. Kita harus peka terhadap tanda-tanda alam yang sekiranya bisa memberikan manfaat dan petunjuk bagi kita jika berada di hutan. Sebagai contoh :

  1. Tumbuhan lumut , dapat dipakai sebagai isyarat posisi barat dan timur. Lumut yang tumbuh di pepohonan umumnya lebih lebat yang di sisi barat dari pada lainnya.
  2. Tajuk pohon lebih lebat yang sisi bagian barat
  3. Jika ada pohon bekas tebangan, maka lingkaran tahunan bekas potongan kayu akan berpola lingkaran tidak sempurna atau elips, yang mana bagian yang mampat adalah arah timur dan barat sedangkan sisi yang melebar adalah utara dan selatan.
  4. Beberapa binatang memiliki tingkah laku unik saat menanggapi bahaya, atau memilih makanan yang aman dan tidak
  5. Beberapa tumbuhan seperti pandan tumbuh condong kearah timur, menuju arah matahari terbit. Contoh lain adalah bunga matahari.
  6. Sarang semut atau serangga lebih banyak di sisi pohon yang mengarah kesebelah barat
  7. Akan lebih baik jika mengetahui posisi benda langit misalnya rasi bintang untuk membantu navigasi. Dan banyak lagi yang bisa di jadikan alat bantu untuk menghadapi keadan atau kondisi survival.

Readmore »»

{ 1 komentar }

Teknik Survival

TEKNIK SURVIVAL

Kondisi survival umumnya terjadi akibat perencanaan yang kurang matang saat kita melakukan kegiatan alam di alam bebas. Kondisi yang tidak diharapkan tersebut tentunya tidak diharapkan baik bagi orang yang sudah mengetahui dan menguasai teknik survival apalagi bagi kita yang awam, yang minim pengalaman dan pengetahuan tentang teknik survival. Teknik survival merupakan senjata bagi mereka yang beraktifitas di alam bebas tidak hanya bagi para pecinta alam, tetap juga bagi mereka yang bergelut di alam bebas seperti petugas kehutanan, pramuka, atau peserta praktek, petualang dan lainnya sebagainya. Kondisi survival pada intinya adalah bertahan dalam menghadapi keadaan darurat yang disebabkan oleh alam, hewan buas, cuaca dan kondisi lainnya Misalnya bagaimana anda memasak saat tidak memiliki air bersih, memasak menggunakan peralatan seadanya, atau saat anda kehabisan persediaan makanan dan harus berburu atau membuat trap untuk memperoleh makanan.

Saya sendiri bukan ahlinya, namun sedikit pengalaman dan pengetahuan dari membaca juga mengikuti taraining saya coba untuk berbagi semoga saja para senior tidak menertawakan saya. Tapi jelas artikel-artikel yang saya tulis bukan untuk menggurui tapi sekedar sharing dan bertukar pengetahuan dan pengalaman.

Selama ini dalam melakukan beberapa aktifitas kecil di alam bebas saya sendiri tidak memiliki persenjataan (teknik survival) yang memadai. Saya tidak pernah membaca ataupun mengetahui dan mempraktekan teknik-teknik survival yang di tulis oleh Tito Sucipto yang beberapa hari lalu saya baca. Dengan adanya Teknik survival di hutan yang di tulis Tito Sucipto bisa menjadi senjata yang bermanfaat bagi saya dan buat anda yang sering maupun yang akan melakukan aktifitas di alam bebas.

Anda bisa dowload melalui link dan silahkan pelajari, kerana teknik survival merupakan salah satu hal yang sangat perlu di ketahui tidak hanya bagi yang senang beraktifitas dia alam terbuka tetapi bagi siapa saja. Sebab kondisi survival datang tidak terduga dan seringkali kondisi kita yang tidak siap berakibat fatal, semoga itu tidak menimpa kita amin...!

Dengan mempelajari dan berlatih teknik-teknik survival dan mengkombinasikannya dengan pengalaman tentu akan menjadi modal berharga anda jika suatu saat menghadapi kondisi survival. Tapi perlu di ingat, keadaan survival tidak di inginkan oleh siapapun, karena itu perencanaan dan kesiapan sebelum terjun kealam bebas adalah yang terpenting. Bagaimanapun mencegah lebih baik dari pada mengatasi.

Readmore »»

{ 0 komentar }

Arti berpetualang

Arti Berpetualang

Kata berpetualang sudah familiar denan kehidupan kita sehari-hari. Di dalam film kolosal, selain berpetualang istilah berkelana juga sering kita dengar. Lalu apa bedanya berpetualang dan berkelana? Atau sebenarnya kedua kata itu memiliki makna atau maksud yang sama?

Baiklah, kedengarannya keduanya memang tidak asing dan bahkan sering kita ucapkan. Namun jika di telusuri ada perbedaan anta berpetualang dan berkelana. Beda yang utama adalah tujuannya (niat) yang ingin di capai, walaupun sebenarnya baik berpetualang maupun berkelana sama-sama merupakan proses atau aktifitas melakukan perjalanan. Berpetualang merupakan suatu kegiatan travelling yang tujuannya adalah mencari tantangan. Bertualang lebih mengedepankan uji fisik dan mental, kecerdasan dalam berpikir dan kecepatan mengambil keputusan. Atau secara teoritisnya menguji diri sendiri dalam bentuk perjalanan yang menempuh resiko (tidak semua orang sanggup). Aktifitas berpetualang lebih di akui jika memiliki suatu bukti baik dokumentasi atau sesuatu yan gbisa membuktikan kalau kita telah melakukan petualangan tersebut. Misalnya saja sewaktu saya berpetualang ke Loksado, atau ke Kahung dan Puliin, paling tidak saya menyempatkan diri mengambil foto pemandangan.

Berbeda dengan berkelana.yang biasanya bertujuan untung menambah atau menyempurnakan ilmu atau pengalaman. Di dalam berkelana bisa dikatakan tidak memiliki batas kepuasan , karena dalam berkelana setiap tempat yang didatangi akan memberi tambahan pengalaman dan pelajaran baru. Meski tempat yang didatangi sudah pernah sebelumnya. Ini berbeda sekali dengan berpetualang, dimana para petualang bisanya tidak cukup puas jika tempat tujuan berpetualang sudah pernah ia jelajahi sebelumnya. Selain itu berkelana tidak memerlukan bukti nyata, sebab lebih kepada tujuan yang ingin di capai, bukan untuk di koar-koarkan

Readmore »»

{ 3 komentar }

Belajar Memasang Jerat

Belajar Memasang Jerat

Inilah janji saya untuk menceritakan petualangan semasa kecil dei hutan rawa. Kalau anda menyimak sampai akhir, akan ada pelajaran bermanfaat, paling tidak sebagai pengetahuan anda tentang suatu cara sederhana untuk bertahan hidup di hutan, namun kali ini hutan yang dimaksud adalah hutan rawa.

Kalimantan Selatan merupakan salah satu daerah yang meiliki rawa yang luas, dan terkenal dengan rawa gambutnya. Selain pH tanahnya yang sangat asam, tumbuhan yang bisa bertahan disini tidak banyak. Pohon-pohon yang dominan adalah galam, karenanya sering pula di sebut hutan galam. Dasar hutan di tumbuhi rumput yang hampir seragam, umumnya jenis purun kudung, paku-pakuan dan dari genus Cyperus.

Di daerah yang jauh dari pusat keramaian biasanya banyak terdapat berbagai jenis burung, antara lain burung belibis, punai, kutilang, karuang, dan bubut. Adapula burung-burung yang saya kurang tau nama bahasa indonesianya misalnya burung baburak, tatapian, katikusan, tiung, dan ayaman. Beberapa burung tersebut dapat dimakan dan yang cukup digemari adalah punai, hayaman, katikusan, karuang, dan tatapaian.

Burung-burung seperti tatapaian, katikusan, baburak dan sejenisnya biasanya banyak di jumpai disekitar sawah, kecuali ayaman yang biasanya hanya ada di tempat yang benar-benar jauh dari pemukiman.

Kembali kecerita sewaktu saya kecil, burung-burung yang saya sebutkan tadi masih sangat sering dijumpai, dan saya bisa menikmati dagingnya hanya dengan bermodalkan beberapa meter benang pancing dan sebilah pisau atau parang. Mau tau caranya ?.

Hampir setiap haris saya sepulang sekolah pergi kehutan dibelakang rumah, macam-macam aktifitas yang di kerjakan. Hari ini mencari kayu bakar, besok memancing, lusa mencari sarang burung, besok lusa memasang jerat dan banyak lagi. Pada musim-musim tertentu (musim penghujan) burung ayaman, baburak, katikusan, ketapaian, banyak ditemukan. Meski terlihat jinak namun tidak akan mungkin untuk menangkap dengan tangan kosong. Sebenarnya untuk menangkapnya ada beberapa cara, antara lain dengan menembak dengan menggunakan ketapel, dengan pancing atau dengan menggunakan jebak. Namun ada cara yang lebih mudah dan sederhana, yaitu menggunakan jerat.

Menggunakan jerat bisa dipelajari siapa saja, tapi meski prakteknya mudah hasilnya pasti akan berbeda dengan yang benar-benar ahlinya ( penduduk asli). Sebab memasang jerat harus di daerah yang sering di lalui burung dan harus bisa membedakan mana jalan burung dan mana jalan tikus. Selain itu pengalaman akan banyak memberikan pengetahuan tambahan dalam menjerat.

Nah, bagaimana caranya membuat jerat ?. Pengen tau ? nih simak aja..

Alat dan bahan untuk memasang jerat

  1. Yang pertama dibutuhkan adalah benang pancing/nilon
  2. Potong nilon dengan ukuran kurang lebih 30-40 cm sehingga ketika di bentuk lingkaran akan berdiameter 10-15 cm.
  3. Buat simpul pada ujung nilon atau benang, sehingga nanti akan membentuk suatu lingkaran yang berfungsi sebagai jerat (lihat gambar)
  4. Buat sampai beberapa buah agar kemungkinan burung yang terjerat juga lebih tinggi.
  5. Pergilah ke daerah yang sering menjadi tempat mencari makan burung jenis pejalan yang mencari makanan di air berupa ikan-ikan kecil, kodok dan sebagainya
  6. Jika sudah tiba, potonglah ranting yang cukup kuat dan kokoh sebagai tiang tempat mengikat ujung nilon, bisa juga menggunakan batang tanaman terdekat misalnya karamunting untuk dijadikan tambatan nilon.
  7. Cari satu ranting lagi yang lebih kecil sebagai penyangga nilon disisi yang lain.
  8. Setelah selesai, cari tempat baru dan lakukan hal yang sama seperti langkah nomor 6-7 sampai semua jerat yang di siapkan terpasang semua atau sudah cukup banyak.
  9. Periksalah jerat 1 kali sehari atau setiap pagi dan sore, jika ada jerat yang lepas, betulkan ke posisi semula.
Posisi jerat yang sudah terpasang

Bagaimana, Mudah bukan ! jika anda kesulitan lihat gambar. Cara ini bisa anda gunakan di daerah anda jika memiliki kondisi lingkungan yang sama atau terdapat jenis burung sama atau memiliki karakter yang sama. Biasanya memiliki kaki cukup panjang, mencari makan di atas rumput yang tergenang atau di pinggir sawah.

Tapi ingat, jangan sampai melampaui batas sebab keberadaan burung-burung itu kini sudah mulai berkurang akibat banyaknya perburuan dengan menggunakan senapan angin. Sampai berjumpa lagi di tulisan saya selanjutnya....

Readmore »»

{ 0 komentar }

Biawak Reptil Besar Yang Terancam

Biawak Reptil Besar Yang Terancam

Hari ini perhatian saya di curi oleh segerombolan orang yang menghentikan kendaraannya. Ku amati wajah mereka, terlihat seperti ada sesuatu yang menyita seluruh perhatiannya. Sebagian dari mereka ada yang berlarian seperti orang panik. Di kepalaku yang terlintas adalah kecelakaan lalu lintas yang cukup sering terjadi akhir-akhir ini. Tapi tidak, ada yang aneh dengan kejadian ini. Orang –orang yang bergerumun itu melihat ke bawah, tetap di sisi jembatan. Apakah ada mobil atau sepeda motor yang mengalami nasib yang naas sehingga menabrak pembatas jemabtan dan jatuh ke kali ?.

Akhirnya aku menyerah juga, akupun berhenti di ujung jembatan dan mencoba mengikuti perilaku orang-orang yang ramai berdiri di pinggir jembatan. Ah betapa leganya aku, ternyata tidak ada kecelakaan lalu lintas seperti yang tadi aku bayangkan. Sesuatu yang menarik perhatian pengguna jalan itu ternyata adalah seekor reptil bernasib malang. Tepatnya seekor Biawak yang terpojok dan nampak takut karena di sekelilingnya puluhan pasang mata mengawasi seolah-olah hendak memangsanya.

Seekor Biawak itu mengingatkan saya akan peristiwa sekitar sebulan lalu. Tepatnya saat saya melakukan aktifitas favorit saya yaitu browsing, dan main game. Sebagai pecandu internet, tentu memiliki pertimbangan dalam memilih warnet. Kriteria yang paling di perhitungkan adalah kecepatan akses dan tentu saja biaya per jamnya. Singkatnya sejak sekitar seminggu yang lalu ada warnet baru yang menawarkan tarif perjam yang lebih murah dan sudah beberapa hari saya main di sana. Aksesnya lumayan cepat, dan ada paket untuk hari senin sampai dengan hari juma’at yang tentunya lebih hemat. Namun sayangnya warnet itu tidak dilengkapi ginset sehingga di saat-saat sering terjadi pemadaman bergilir seringkali aku harus kecewa karena baru beberapa saat browsing eh, listrik padam !

Seperti biasa sepulang kuliah aku mampir di warnet itu, beberapa jam mengarungi dunia maya tiba-tiba listrik padam. Kali ini mungkin penyebabnya adalah cuaca buruk. Beberapa kali petir dengan kilat menyambar-nyambar membuat suasana menjadi menakutkan. Setelah membayar biaya warnet aku menuruni tangga dan bermaksud pulang namun akhirnya ku tangguhkan karena hujan masih belum benar-benar reda.

Akhirnya bersama beberapa orang yang juga masih berteduh akupun menunggu tepat di depan toko ponsel tepat di lantai bawah warnet yangbaru saja aku datangi. Ada suara-suara teriakan kecil yang cukup mengusik ku, pada awalnya aku tidak begitu memperdulikannya. Teriakan tersebut berasal dari penjaga kios dan beberapa anak yang juga baru saja nge-net. Ada sesuatu yang membuat mereka tampak penasaran. Sepertinya berasal dari kolong tepat di bawah tangga untuk naik kelantai 2 yaitu warnet yang baru saja saya kunjungi. Salah seorang anak mengambil kantong plastik besar, yang lain lagi memegang karung, sedangkan penjaga toko sendiri memegang tongkat yang panjangnya lebih dari 2 meter.

Cukup lama aku perhatikan, namun belum juga terjawab rasa penasaran ku. Apa sebenarnya yang mereka coba tangkap?, aku terus berpikir. Sesekali salah seorang dari mereka menjerit lalu tertawa keras. Setengah jam lebih aku berdiri dan dengan rasa penasaran dan tanda tanya yang tak kunjung terjawab. Kegaduhan yang ditimbulkan penjaga toko dan beberapa orang anak itu semakin menjadi, kini sudah ada puluhan orang yang memiliki rasa penasaran yang sama berdiri dan mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi.

Aku tersentak, beberapa orang dengan reflex melompat dan berlari beberapa meter menjaga jarak yang mereka anggap aman. Terjawab sudah penasaran ku, akibat usikan terus menerus dan beberapa kali dengan cara paksa akhirnya nampaklah seekor biawak yang tidak terlalu besar. Panjangnya hanya sekitar 2,5 meter dan nampak gelisah karena situasi yang ramai. Menurut penjaga toko ponsel , hewan itu masuk ke kolong tangga saat hujan deras beberapa saat lalu tepatnya saat ada halilintar dengan suara keras.

Kemunculan reptil malang itu mengundang respon yang beraneka ragam, ada yang tanpa iba bersuara dengan sedikit memberi perintah mengkap hewan itu dan menjualnya, ada pula yang hanya diam tanpa komentar, mungkin ragu apakah harus kasihan atau membunuhnya saja. Sementara hewan malang itu masih saja diam, hanya matanya yang terlihat takut mencoba mengamati sekelilingnya.

Salah seorang dengan sedikit gugup dan memegang karung, mendekati reptil yang memilki cakar tajam itu. Di lemparnya karung tepat di atasnyam dan dengan gerakan secepat mungkin di pegangnya tubuh reptil yang tentu saja tidak hanya diam karena merasa dirinya terancam. Hanya beberapa detik reptil itu di tangkap, tiba-tiba gerakan liarnya mencoba meraih tangan si penagkap. Merasa tangannya jadi sasaran, refleks penangkap reptil itu melepaskannya. Jeritan penonton menambah keteganggan, reptil itu semakin liar, gerakannya sedikit terhambat karena licinnya lantai toko.

Berbagai usaha telah dilakukan untuk menjinakan hewan yang sebenarnya tidak terlalu berbahaya ini. Dengan gerakan tiba-tiba, biawak ini sekali lagi berhasil menghindar dari usaha para calon penakluknya, dan tidak itu saja dengan gerakan cepat dia mengarah kearah ku yang sejak tadi hanya diam mengamati gerakannya. Dengan refleks ku injakan kaki sebelah kiri ku tepat dileher biawak yang mencoba kabur hanya beberapa sentimeter dari tempat ku berdiri. Ku pegang lehernya dan pangkal ekornya. Aku tak mengindahkan tepuk tangan orang-orang yang sejak tadi menyaksikan aksi ku yang seolah bak Panji Sang Penakluk. Seseorang menyodorkan tali kepadaku namun tidak aku pedulikan, ada perasaan menyesal yang kurasakan. Pikiranku masih membayangkan nasib reptil tak berdosa yang baru saja kutangkap. Akhirnya ku serahkan reptil itu, aku hanya menatap kosong. Selanjutnya reptil itu sudah terikat tangan dan kakinya, mulutnya di perban dan diletakn di tengah-tengah halaman parkir sebagai tontonan. Tak tega aku melihatnya, kulepaskan perban dimulutnya. Namun aku ragu untuk melepas ikatan tangan dan kakinya.

Setengah jam lebih dia hanya diam tak bergerak, untunglah saat itu masih gerimis, keadaan yang sangat disukai oleh reptil termasuk biawak. Kulihat ikatannya mulai kendor, rupanya pemuda yang mengikatnya tidak cukup berpengalaman dalam mengikat hewan semacam reptil. Pandangan ku tidak ku alihkan, dalam hatiku aku berharap semoga reptil tak berdosa itu bisa bebas kembali ke alamnya. Harapan ku terwujud, perlahan-lahan ikatan tali yang mengekang tanganya lepas, lalu di susul kakinya yang juga berhasil melepaskan diri dari ikatan yang memang tidak cukup kencang.

Ah, lega rasanya hewan itu bisa kembali kealamnya, masih kulihat beberapa anak ekcil mencoba mengejarnya, namun aku bisa pastikan mereka tidak mungkin berani untuk menangkapnya. Terakhir kulihat dia menuju selokan tempat pembuangan air. Kasihan, hewan yang seharusnya berada di alam bebas itu semakin terdesak, kota bukanlah tempat yang nyaman untuknya. Keterbatasan lingkungan kadang membuatnya harus membahayakan diri dengan muncul kepemukiman penduduk.

Nilai jual kulit dan daging yang tinggi membuat spesiesnya semakin terancam !

Readmore »»

{ 0 komentar }

Keunikan Hutan Rawa

Keunikan Hutan Rawa

Saya yakin banyak kawan-kawan diluar sana yang juga hidup dan tinggal di sekitar hutan rawa seperti saya. Namun mungkin tidak semua menceritakannya seperti yang saya lakukan. Meksi tidak seseru jejak petualang, atau bocah petualang maupun mata angin. Pengalaman saya semasa kecil mungkin bisa berguna bagi anda dan dapat menjadi pelajaran ataupun sekedar pengetahuan.

Tapi saya gambarkan sedikit karakteristik hutan rawa tempat berpetualang semasa kecil. Daerah saya adalah daerah rawa yang di dominasi oleh kayu Galam (Malaleuca cajuputi). Di dasar hutan hampir sepanjang tahun tergenang air, dan hampir dimana-mana terdapat rumput ” purun kudung ” atau Eleocharis dulcis dan kelakai. Di tempat-tempat yang tidak tergenang bisanya banyak di tumbuhi karamunting, ataupun rumput dari genus Cyperus dan masih ada beberapa tumbuhan lain yang umumnya sudah beradaptasi dengan lingkungan yang asam.

Selain flora, ada juga faunanya misalnya berbagai jenis reptil seperti ular, kura-kura, biawak, berbagai jenis burung dan beberapa jenis ikan rawa misalnya seperti ikan betok atau papuyu, sepat dan ikan gabus atau haruan. Nah tentu saja aktifitas petualangan saya masih berhubungan dengan hewan maupun tumbuh-tumbuhan yang ada di sana.

Karena cukup banyak panjang jika saya tulis semuanya, maka saya akan tulis artikel ini secara seri atau bersambung. Cerita yang nanti akan tulis adalah perjalanan semasa kecil, cerita ini sekaligus untuk mengingatkan akan keunikan hutan rawa yang harus diperhatikan. Hutan rawa yang kian terancam sudah sepatutnya menjadi tanggung jawab kita untuk menjaganya.

Inilah cerita pertama saya, tapi mohon sebelumnya untuk tidak menertwakan saya karena kemampuan olah kata saya sangat pas-pasan.

Keseharian saya sewaktu kecil bisa di bilang sangat ”wong deso”, di bangku sekolah SD permainan yang saya lakukan hanya terbatas main kelereng, main gelang karet, main kapal-kapalan yang di buat dai pelepah rumbia ataupun pergi memancing bersama teman-teman. Menjelang musim kemarau, kami biasanya pergi mencari sumur-sumur kecil ataupun cekungan-cekungan yang dulu banyak ikannya, jika beruntung kami akan menemukan sumur-sumur dangkal yang banyak ikannya. Dengan berbagai teknik dan cara, setiap orang berusaha mencoba menangkap ikan sebanyak-banyaknya. Istilah di desa kami kegiatan seperti ini banyak sebutannya, ada yang menyebutnya ”begalau” adapula yang menyebutnya ”bekacal”. Pada intinya kegiatan ini adalah memanfaatkan air surut sewaktu menjelang kemarau baik di hutan maupun di sawah tadah hujan. Dengan surutnya air, ikan-ikan akan terkumpul dan terkonsentrasi di daerah yang lebih rendah misalnya sumur, atau cekungan yang dalam istilah kami disebut ”lubakan”.

Dalam kelompok kecil 3 sampai 4 orang kami menuju daerah yang akan di jelajahi, mencari lubakan atau sumur yang kira-kira ada ikannya. Jika ketemu maka dengan sebilah parang kami singkirkan-rumput-seperlunya dan kedua tangan siap beraksi mencari ikan di dalam air yang berlumpur. Tak jarang yang kami dapat bukannya ikan melainkan ular air atau ular tanah. Jika sudah begitu semuanya melompat keluar dari air karena kaget. Setelah beberapa menit kemudian bisanya ada diantara kawan-kawan yang berani ”bekacal” lagi dan semua kembali masuk ke sumur untuk menangkap ikan.

Dalam ”bekacal” kami biasanya tidak menggunakan alat bantu melainkan hanya menggunakan tangan kosong. Perolehan ikan pun tidak menentu, tergantung dari keahlian dan banyak ikan yang ada di sumur atau ”lubakan” tersebut. Kadang kami bisa membawa masing-masing lebih setengah ember dengan ukuran sedang, tapi pernah juga pulang hanya dapat seekor dua ekor. Gengsilah sebenarnya yang menjadi taruhan bagi yang sedikit mendapatkan ikan, namun meski begitu kami tetap sportif.

Ikan yang paling mudah ditangkap adalah jenis ikan sepat dan kapar, sedangkan yang sulit adalah ikan papuyu (betok) dan ikan haruan (ikan gabus). Ikan papuyu selain bisa bertahn dilumpur juga memliki duri sirip yang tajam sehingga susah di tangkap, sedangkan ikan haruan memiliki tubuh licin dan hentakan kuat saat di genggam.

Sayangnya kegiatan semacam itu sekarang sudah langka ditemui, padahal kegitan semacam itu memiliki nilai positif karena mengajarkan pemanfaatan sumber daya alam secara bijak dan bersahabat. Imbas perkembangan dunia modern telah merubah pola pikir masyarakat menjadi pola pikir instan, mereka lebih suka mencari ikan dengan menggunakan setrum (arus listrik) ataupun potas (racun ikan). Akibatnya populasi ikan di rawa-rawa kini jauh merosot dari beberapa tahun sebelumnya.

Simak cerita saya berikutnya bagaimana menangkap burung rawa dengan menggunakan jerat.

Readmore »»

{ 0 komentar }

Tips Menjaga Tubuh Tetap Hangat

Tips Menjaga Tubuh Tetap Hangat

Di tulisan sebelumnya mengenai memilih tempat untuk basecamp atau bermalam banyak saya singgung mengenai keamanan dan kenyamanan yang harus di pertimbangkan, nah slah satu unsur kenyamanan dan keamanan tersebut adalah angin. Angin selain beresiko bagi tenda-tenda yang anda dirikan juga dapat menurunkan daya tahan tubuh terutama efeknya adalah rasa dingin yang menyebabkan anda mudah masuk angin dan terserang flu.
Jadi dalam memilih tempat untuk mendirikan tenda sebaiknya yang terlindung dari terpaan angin langsung agar tenda aman dan tentunya tidak kedinginan. Tapi perlu di ingat kedinginan tidak hanya bisa ditimbulkan oleh angin, tapi bisa berbagai sumber misalnya embun, keadaan basah, faktor cuaca (suhu lingkungan), ataupun sakit.
Kedinginan dapat menimbulkan masalah serius pada kita, misalnya badan menggigil sehingga tidak dapat melakukan aktifitas normal, asma, flu, ataupun hipotermia. Gejala kedinginan yang cukup parah terlihat dari badan yang menggigil, muka pucat suhu tubuh turun, gigi bergemeletuk dsb.
Lalu bagaimana cara mengindarkan diri agar tidak terkena bahaya akibat kedinginan ! Tentu saja sebelum berangkat melakukan perjalanan atau petualangan anda harus sudah mendapatkan ilmu dan pengetahuan dari instruktur anda yang lebih ahli dan berpengalaman. Namun bagaimana kalau kejadian itu adalah tak terduga atau tidak di rencanakan sebelumnya ? Berikut tips-tips yang mungkin dapat membantu Bagaimana menjaga tubuh tetap hangat atau tidak kedinginan.
1. Persiapkan segala sesuatu yang anda perlukan untuk bertualang, ataupun menjelajahi alam termasuk jaket, minuman penghangat, dll
2. Hindari penyebab-penyebab yang dapat menimbulkan efek dingin, misalnya air, angin, dan embun
3. Gunakan pakaian pelindung/ jaket, dengan memakai jaket panas yang di pancarkan dari tubuh anda tidak langsung hilang sehingga suhu tubuh anda akan lebih stabil.
4. Buatlah api unggun untuk menghangatkan tubuh
5. Minumlah minuman yang dapat menghangatkan tubuh, misalnya yang mengandung jahe atau ginseng.
6. Jika di dalam tenda, rapatkan tenda anda, berkumpulah bersama teman-teman dalam satu tenda agar lebih hangat
7. Jika anda tidak memiliki tenda carilah tempat berlindung yang aman, misalnya gua dangkal atau semacamnya agar terhindar dari terpaan angin atau hujan
8. Jagalah kondisi anda, dan sebisa mungkin jangan biarkan perut anda kosong agar tidak mudah masuk angin
9. Gunakan minyak angin, balsem atau minyak kayu putih yang memiliki efek hangat untuk anda oleskan di perut agar tidak mudah masuk angin
10. Jika anda memiliki gejala asma, persiapkanlah obat anda sebelum melakukan perjalanan, karena dingin berpotensi untuk memunculkan penyakit asma anda.

Readmore »»

{ 0 komentar }

Memilih base camp

Tips Memilih Tempat Peristirahatan

Dalam berkemah, baik kegiatan pramuka, pecinta alam, pendakian, tracking, atau sekedar menjelajah untuk menikmati pemandangan alam perlu perencanan salah satunya mengenai lokasi istirahat baik memasang tenda untuk bermalam, atau sekedar istirahat melepas penat.

Memilih tempat peristirahatan harus benar-banar di perhatikan, baik segi keamanan, kebutuhan air bersih atau MCK, dan segala kemungkinan lainnya. Memilih lokasi/tempat peristirahatan bisa dikatakan gampang-gampang susah, karena lebih bergantung pada kondisi medan, dan area yang kita datangi. Di areal yang miring atau curam lebih sulit untuk di jadikan tempat berkemah atau bermalam, namun tidak masalah jika untuk istirahat sementara. Sedangkan di daerah yang landai dan datar cenderung lebih cocok di jadikan tempat mendirikan tenda atau berkemah dan bermalam.

Berikut akan saya coba berikan tips-tips memilih tempat istirahat, berkemah atau mendirikan tenda. Namun sebagai catatan : Saya bukan ahlinya, sekedar berbagi tips atau pengalaman. Panduan dari instruktur adalah yang di utamakan, tips-tips ini hanya sebagai tambahan informasi dan semoga bermanfaat.

  1. Hal pertama adalah perencanaan tempat, paling tidak sudah di rencanakan di area mana anda atau regu anda akan beristirahat.
  2. Pilih tempat yang tidak terlalu jauh dengan sumber air bersih
  3. Jangan memilih tempat yang dekat dengan jalan binatang, tempat berkubang binatang, bekas mencari makan binatang, sarang binatang buas dan sebagainya.
  4. Carilah tempat yang agak teduh atau terlindung oleh terpaan angin langsung
  5. Hindari tempat-tempat yang rawan, misalnya rawan longsor atau aliran air jika hujan
  6. Usahakan tempat yang di pilih tidak susah untuk mendapatkan kayu bakar
  7. Jangan terlalu dekat dengan sungai yang masih memungkinkan terjangkau luapan air sungai saat hujan deras
  8. Pilih tempat yang lebih tinggi dari daerah sekitar dan datar untuk menghindari aliran air saat hujan
  9. Carilah daerah yang sedikit terbuka ( Jangan sampai daerah terlalu banyak rumput dan semak belukar) untuk menghindari ular dan bangsa reptil lainnya.
  10. Setelah anda berada di tempat yang telah di rencanakan periksa kelayakan area yang sudah anda rencanakan tersebut. Jika tidak layak, anda bisa mencari daerah terdekat yang menuhi kriteria diatas dan yang terpenting adalah ke amanan dan kenyamanan.

Readmore »»

{ 0 komentar }

Memasak di Alam

Memasak Dalam Keadaan Darurat

Kejadian tak terduga bisa menimpa siapa saja,tak peduli yang siap maupun yang tidak siap. Seringkali masalah-masalah sepele menjadi rumit di kala keadaan yang tidak bersahabat. Berikut pengalaman yang bisa saya bagi buat anda sebagai pengetahuan agar jika suatu saat berada pada kondisi yang tidak bersahabat tersebut.

Kegiatan alam seperti camping, tracking, dan pendakian banyak digemari sekarang ini, namun tidak sedikit dari mereka banyak yang tersesat, dan bahkan berakhir dengan maut. Kejadian seperti ini tentu tidak kita harapkan bahakan membayangkannya pun enggan. Bagi mereka yang hobi kegiatan-kegiatan yang menguji nyali tersebut tentunya sebelum terjun sudah siap fisik maupun mental, nah bagaimana buat anda yang sama sekali tidak pernah mendapatkan latihan survive, dan bahkan tidak pernah ikut kegiatan pramuka? Tips berikut mungkin akan berguna.

Salah satu hal penting dalam kegiatan alam atau di manapun adalah makan dan tentu saja untuk makan kita perlu memasak. Jadi api adalah elemen penting yang tidak boleh kita lupakan saat bertualang. Dengan menggunakan api kita dapat menghindarak diri dari binatang buas, menghangatkan tubuh saat malam, memasak makanan, memberi isyarat, dan sebagainya. Bagi petualang tentu sudah menyiapkan bekal-bekal ini dan salah satunya adalah beras untuk makan.

Memasak di alam atau dalam keadaan darurat tentu tidak seperti memasak dirumah, mengingat perjalanan yang umumnya sulit dan jauh tentu peralatan yang dibawa akan seminimal atau seefektif dan seefesien mungkin. Pada posting sebelumnya telah dibahas cara memasak menggunakan batang bambu, namun memasak dengan cara itu akan dapat di laksanakan jika tersedia air bersih. Sekarang bagaimana jika anda kekurangan air bersih? Sebagai contoh jika basecamp anda berada di dekat sungai yang ada akifitas tambang di bagian hulu. Tentu air sungai akan keruh dan tidak dapat digunakan untuk memasak. Sedangkan air bersih hanya cukup untuk minum ! Langkah berikut adalah salah satu solusinya.

  1. Siapkan beras dan panci/alat untuk merebus air
  2. Basahi beras dengan air secukupnya
  3. Masukan beras kedalam beberapa kantong plastik kurang lebih separuhnya, kemudian ikat kantong plastik agak longgar (sebelumnya kosongkan udara di dalamnya).
  4. Siapkan tempat untuk merebus (panci atau cerek)
  5. Isi paci atau cerek dengan menggunakan air sungai yang keruh
  6. Rebus beras dalam kantong plastik yang sudah dimasukan kedalam panci/cerek
  7. Jika sudah cukup lama air di dalam panci mendidih, angkat kantong plstik berisi beras dan periksa apakah beras didalam kantong plastik sudah matang.

Satu hal yang perlu di perhatikan adalah, cara memasak ini untuk menghindari beras yang kita masak terkontaminasi/kontak langsung dengan air sungai yang keruh atau berlumpur untuk menghemat persediaan air bersih. Semoga bermanfaat.

Readmore »»

{ 0 komentar }

Etika terhadap Penghuni Alam Ghaib

Etika Di Kawasan Baru

Artikel kali ini saya tujukan buat anda yang percaya bahwa di dunia ini ada makhluk yang tidak kasat mata yang bisa saja hidup berdampingan di sekitar anda antara dunia nyata dan dunia ghaib. Bagi anda yang tidak meyakini mungkin artikel ini tidak begitu penting. Namun saya akan tetap meneruskan menulis artikel ini karena saya yakin banyak dari anda yang percaya bahawa di dunia ini kita tidak sendirian, so bagi anda yang saya maksudkan di atas silahkan simak !

Kita kadang baru percaya jika sudah mengalami sendiri kejadian-kejadian yang irasional, yang tidak dapat dijelaskan secara logika bahkan nuansa-nuansa seperti itu malah ditunggu-tunggu bagi sebagian orang. Lalu adakah hubungannya dengan bertahan hidup? Jawabnya Ya !. Langsung atau tidak langsung keberadaan kitalah yang sebenarnya menyebabkan kita jatuh dalam masalah yang berhubungan dengan hal-hal mistis, terutama di tempat-tempat yang memang belum sering terjamah seperti hutan, gunung, dan pohon-pohon besar yang memang sudah lumrah menjadi tempat-tempat tinggal makhluk yang kadang menjadi kontroversial dimasyarakat.

Dan satu hal yang perlu kita sadari adalah kita tidak bisa menghindari dan memungkiri bahwa mereka ada. Meski sebagian anda percaya bahwa mereka tidak akan pernah mengganggu kita selama kita tidak menggaggu mereka. Namun sebagian dari mereka yang merasa terganggu justru tidak menyadari bahwa merekalah yang mengusik keberadaannya.

Dari berbagai sumber, tempat tinggal yang biasa menjadi hunian bangsa jin dan makhluk halus lainnya adalah gunung, pohon besar, patung besar, bangunan kosong, hutan, dan danau. Di sinilah kita harus lebih arif dan mengendalikan diri, meski begitu jangan pernah merasa tegang atau takut, karena hanya Tuhan yang pantas kita takuti.

Berikut beberapa tips yang mungkin berguna buat anda :

  1. Ucapkanlah salam (cukup dalam hati atau cukup anda yang mendengar) saat memasuki wilayah baru.
  2. Niatkan kegiatan atau tujuan anda untuk kebaikan
  3. Jangan mengeluarkan kata-kata kotor saat berada di daerah yang tidak anda kenal
  4. Menjaga sikap dan perbuatan anda, jangan mengotori atau berbuat usil pada tumbuhan atau hewan.
  5. Jangan biarkan pikiran anda kosong (melamun atau menghayal)
  6. Isi pikiran anda dengan pikiran-pikiran positif.
  7. Jangan bersikap atau berkata-kata yang seolah menantang alam
  8. Jika anda berangkat dalam rombongan jangan berpisah/menyendiri (atau membentuk kelompok ganjil), kecuali memang dari awal keberangkatan.
  9. Usahakan jangan memberikan celoteh atau komentar yang tidak wajar jika menjumpai sesuatu yang ganjil (aneh)

Sebenarnya masih banyak etika yang harus kita perhatikan terhadap lingkungan terutama makhluk ghaib, namun perlu di garis bawahi, kita memang harus percaya tetapi jangan sampai kepercayaan itu menjadikan kita buta dan syirik terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Readmore »»

{ 0 komentar }

Memasak Nasi Di Alam

Memasak nasi dengan alat seadanya

Apakah anda pernah membayangkan ketika suatu hari anda berkemah atau melakukan petualangan ke hutan, tiba-tiba ups..., perlengkapan memasak anda tiba-tiba hilang atau lupa terbawa? apa yang harus anda lakukan ?

Jika anda masih memiliki beras dan masih ada air buat memasak, jangan khawatir ! Anda masih bisa makan nasi, caranya ???

Pertama anda bisa menggunakan bambu.
Ambil dan potong bambu, cukup pakai satu ruas saja dengan salah satu bagian ruas bambu tetap utuh dan bagian ruas lainnya terbuka. Masukkan daun pisang kedalam bambu sebagai alas beras nantinya. Cuci beras sampai bersih, lalu masukan ke dalam bambu sekitar 3/4 nya. tambahkan air sampai sekitar 1-2 ruas jari tangan lalu sumpal lubang bambu dengan daun pisang.
Kemudian buatlah sanggahan dengan menggunakan tangkai/ ranting pohon seperti huruf Y sebanyk 2 buah, tancapkan ditanah dan dengan menggunakan dahan yang lain, letakan diatas ranting tersebut. Jangan lupa sebelumnya nyalakan api seperti membuat api unggun kecil di bawah sanggahan letakan bambu dengan posisi agak miring.

Readmore »»

{ 0 komentar }

Persiapan tracking

Preventif Sederhana Buat Lintah



Hari ini tepat 17 Juli 2009, wah posting pertama yang saya terbitkan di blog yang saya buat beberpa jam yang lalu. Untuk posting pertama ini saya akan berikan beberapa tips atau langkah bagi anda yang senang tracking atau camping dan melakukan perjalanan wisata alam. Mungkin bagi sebagian orang sudah terbiasa jika melakukan perjalanan ke tempat-tempat wisata alam yang tidak banyak di kunjungi dan tentunya masih memiliki cirik khas yang tidak banyak berubah karena aktifitas manusia.

Nah di beberapa wisata alam terutama yang jalurnya ada melintasi hutan hujan tropis atau rawa yang jarang di lewati maka salah satu yang harus di perhatikan dalam perjalanan adalah lintah atau pacet. Lintah atau pacet merupakan hewan tak bertulang belakang yang termasuk kedalam phyllum Anelida. Hewan ini bertahan hidup dengan mengisap darah hewan lain atau manusia yang melintas di dekatnya. Hewan ini mengeluarkan zat anti pembekuan darah sehingga ketika sudah lepaspun darah dari bekasnya mengisap akan masih tetap mengalir beberapa waktu.

Ada beberapa jenis lintah yang sering dijumpai khususnya di indonesia, antara lain lintah sawah, biasa hidup di air dan terdapat di sawah-sawah, dan yang sering kali susah diantisipasi adalah lintah yang disebut orang banjar ”halimatak” lintah jenis ini sering menempel di dedaunan dan dapat meraih mangsanya tanpa disadari. Umunya halimatak ini mengisap darah disekitar belakang telinga, leher bagian belakang, kaki dan punggung.

Sebagian mungkin tidak terlalu mempermaslahkan hewan ini, toh tidak membahayakan juga, malah ada yang beranggapan itu bagus buat terapi. Namun bagi sebagian orang lagi, lintah atau pacet atau halimatak ini tentu menjadi masalah serius, bukan karena bahayanya, tapi karena rasa geli atau jijik dan sering kali membuat panik karena tanpa disadari sudah menempel di tubuh dan begitu erat melekat.

Berikut tips pengalaman saya untuk masalah lintah terutama ”halimatak” yang dapat saya bagikan buat anda yang mungkin termasuk ”alergi” dengan lintah. Siapa tahu informasi sederhana ini bisa membantu buat anda yang ingin pergi tracking ke objek-objek wisata alam yang belum banyak dijamah misalnya seperti kahung.

Hal-hal yang perlu di perhatikan :

  1. Gunakan sepatu dan pakaian lengan panjang serta celana panjang
  2. Gunakan kaos kaki yang agak tebal dan cukup panjang
  3. Masukan ujung celana anda ke dalam kaos kaki agar tidak ada celah
  4. Jika dirasa masih kurang, masukan juga baju kedalam sehingga tidak ada celah dari unjung kaki hingga ke leher anda.
  5. Jika anda berjalan dalam barisan usahakan jangan berada diurutan tengah sampai urutan belakang karena ”halimatak” akan merespon gerakan disekitarnya sehingga yang berjalan di barisan depan cenderung lebih aman sedangkan yang dibagian tengah hingga kebelakang cenderung lebih berisiko sebab kawanan ”halimatak” sudah merspon kehadiran mangsa.
  6. Jika memungkinkan, jangan melakukan tracking atau perjalanan di musim hujan dan saat hujan atau setelah hujan, selain kondisi licin, lintah lebih banyak keluar di saat keadaan dasar hutan yang lembab dan basah.

Untuk berjaga-jaga anda bisa bawa air tembakau, atau api (korek api). Ini berguna untuk melepaskan lintah yang menempel di badan. Sebab, sekali menempel lintah susah dilepaskan, dan jika sudah mengisap darah jangan sekali-sekali melepaskan dengan paksa sebab alat pengisapnya bisa tertinggal sehingga darah yang keluar bekas isapannya akan lebih lama berhenti. Untuk melepaskan lintah yang sudah menempel atau sudah mengisap darah gunakan air tembakau (cukup ditetesi), atau sulut dengan api, maka dia akan menjatuhkan diri.

Satu hal lagi yang menurut saya penting di ketahui adalah jangan mandi atau berendam saat ada hujan yang cukup lebat di daerah hulu atau kawasan hutan yang menjadi asal sumber air sungai tempat kita mandi apa lagi berendam dibelakang batu besar atau di tempat yang arusnya kecil sebab air hujan yang cukup lebat akan membawa lintah-lintah di dasar hutan badan sungai. Sebab jika anda lakukan hanya dalam hitungan menit lintah sudah menempel di tubuh anda.

Semoga artikel ini bermanfaat, jika anda punya koreksi dan punya pengalaman lain bisa kirimkan ke Ricopenguin85@gmail.com.

Readmore »»